Kamis, 29 Januari 2009

KISAH HAMZAH MEMELUK AGAMA ISLAM



Walaupun menurut salasilah,Hamzah adalah seorang bapa saudara, usianya tidak beberapa jauh berbeza dengan Muhammad Salawatu Alai Wasalam. Ia merupakan bapa saudaranya yang paling muda. Di kalangan para pahlawan Quraisy ia termasuk salah seorang jaguh yang paling ditakuti selain Umar Al Khatthab. Ketangkasan dan kekuatannya bahkan dianggap dapat mengimbangi sejumlah pemuda Quraisy yang memeluk agama Islam pada masa itu. Pada masa Hamzah yang masih merada dalam puak Kaum Musyrikin, Abu Jahal merasa kuat dan berani menghina, mengejek dan menyeksa bekas anak buahnya yang telah menjadi pengikut agama Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam.

Namun, Hamzah adalah Harah, putera Abdul Mutthalib. Meskipun dengan ayah Muhammad Salawatu Alai Wasalam tidak seibu, kerana dilahirkan dari isteri Abdul Muthalib yang bernama Halah, sedangkan Abdullah dari isteri tua bernama Fatimah, rasa kekeluargaan Hamzah dengan Muhammad Salawatu Alai Wasalam sangat hampir. Apatah lagi ia bukan sahaja menjadi bapa saudara, bahkan juga sebagai saudara sesusuan, sebab sewaktu kecilnya pernah menjadi anak asuh Thuwaibah dan Halimatus Saadiyah, yang juga menyusui Muhammad semasa bayinya.

Dari itu, dapat dibanyangkan alangkah berang dan cemasnya ketika Salma (hamba kepada Shafiyah binti Abdul Muthalib) datang kepadanya lalu berkata-kata dengan nada tersekat-sekat,"Wahai Hamzah,Abu

Muka Hamzah mendadak merah. Sebab sudah seringkali didengarnya keganasan Abu Jahal terhadap anak saudaranya itu. "apakah kamu menyaksikan sendiri Abu Jahal menganiayai Muhammad??"

Budak perempuan itu mengangguk."Demi ALLAH, tidak ada perbuatan yang lebih buruk daripada tindakan Abu Jahal kepada Muhammad pagi tadi."

"Kurang ajar!?" teriak Hamzah tanpa berfikir bahawa dia dan Abu Jahal berada dalam satu puak seagama, sedangkan Muhammad dari puak seagama yang lain."Ceritakan kepadaku apa yang dilakukan oleh Abu Jahal kepada Muhammad??"

Salma lantas berkata, "semasa itu Muhammad sedang duduk bersendirian di kaki Bukit Shafa. Tiba-tiba Abu Hakam,si Abu Jahal itu, mendatanginya dan memaki-maki dengan cacian yang kotor. Muhammad cuma diam, tidak membalas sepatah pun. Abu Jahal bertambah naik geram. Ia meraup pasir dan dan menaburkannya kewajah Muhammad. Anak saudara engkau itu masih tidak melawan. Abu Jahal semakin menjadi-jadi. Ia mengambil tahi binatang dan melemparkannya kepada Muhammad. Oleh kerana apa yang dilakukannya tidak sikitpun dilawan oleh Muhammad, Abu Jahal mengangkat dan memukul Muhammad, lalu memijak-mijak kepalanya. Sungguh, saya tidak sampai hati melihatnya lebih lama. Andaikata saya seorang lelaki, walaupun umpamanya saya ini bukan pengikut Muhammad, pasti Abu jahal sudah saya heret dan saya lakukan kepadanya seperti yang dilakukan kepada Muhammad. Ohh, Laknat ALLAH kepada Abu Jahal.?"

Salma kemudian menangis tersedu-sedu, membuat Hamzah bagaikan terpijak bara api. Nafasnya berdengus-degus. Dia tidak peduli siapa lagi Abu Hakam si Abu Jahal dan siapa Muhammad. kalau begini, tidak ada golonganku dan golonganmu. Sebab yang tercuit adalah hati nurani dan rasa naluri kemanusiaan disakiti. Jangankan Muhammad keluarganya sendiri. Seandainya Muhammad itu orang lain, atau unta yang tersesat dari pergunungan terpencil, siapa pun pasti akan murka mendengar perbuatan Abu Hakam yang sewenang-wenang itu.

Maka Hamzah berdiri sambil menggenggam pangkal pedangnya, dan menyelempangkan anak panah serta busurnya. Dengan langkah yang panjang-panjang ia bergegas menuju ke Kaabah. Ia menduga, Abu Jahal pasti sedang berbual di sana.

Betul. Si Biang ke*****an itu sedang dikerumuni oleh sejumlah konco-konconya. Mereka merupakan pengikut-pengikut yang selalu mengiakan hampir semua ucapan Abu jahal. Tanpa menyampaikan salam seperti biasanya, Hamzah terus mengherdik Abu Jahal,"Hai cencurut! Betulkah kamu baru saja mencerca Muhammad dan menyeksanya??"

Abu Jahal menggigil mencium kemarahan Hamzah yang meluap. Seluruh anak buahnya tidak bergerak. Mereka sedar, yang dapat mengalahkan kehandalan Hamzah dalam mengumbar kemarahan hanya Umar Al Khatthab. Yang lain-lainnya cuma macam tikus berhadapan dengan serigala saja.

"Katakan sejujurnya. Sebab, kalau kau berani buat begitu kepada Muhammad, beerti berani pula menentang Hamzah. Katakan!!" teriak Hamzah sambil menusukkan hujung anak panahnya ke leher Abu Jahal. Pemimpin kaum musyrikin bertambah kecut.

Dengan sisa-sisa keberaniannya, akhirnya Abu Jahal menjawab lirih,"sabar sebantar, wahai Biang Kemarahan. Anak saudara engkau itu sudah keterlaluan. Ia mem*****-*****kan nenek moyang kita. Ia menyatakan para keturunan kita telah tersesat, menyembah berhala-berhala. Ia telah menyebarkan agama baru yang menyebabkan masyarakat Quraisy berpecah belah. Bukankah seharusnya engkau pun berbuat yang sama kepada Muhammad??"

Hamzah mendengus, "Emm, aku sendiri bahkan mempunyai fikiran yang sejalan dengan Muhammad. Kalian sangat bertuah, menyembah-nyembah patung yang tidak punya daya apa-apa. Saksikanlah, sejak sekarang aku berikrar TIADA TUHAN YANG PATUT DISEMBAH MELAINKAN ALLAH dan NABI MUHAMMAD ITU MEMANG BENAR UTUSAN ALLAH.?"

Semua yang mendengar kenyataan ini mendadak terbelalak. Mereka tidak mneyangka Hamzah akan bersikap sejauh itu. Mereka hendak melolos pedang dan mengeroyok Hamzah, tetapi Hamzah si Singa Gurun itu menusukkan mata anak panahnya keleher Abu Jahal sampai darahnya mengalir deras.

Salah seorang pengikut Abu jahal masih ada yang berani bersuara, "Hamzah. Engkau telah tersihir oleh anak saudara mu itu.Sungguh lancang. Engkau berani meninggalkan agama nenek moyang engkau. Bakal terkutuk engkau!?"

"Kutuklah aku sesuka hatimu. Aku tidak takut. Yang aku takuti sekarang adalah laknat ALLAH" jawab Hamzah dengan suara yang lebih lantang dan sikap semakin garang. "Sesiapa yang berani melarang aku mengikuti agama Muhammad, siapkan kepandaian dan senjatamu sebelum kubantai menjadi berkeping-keping."

Tidak ada yang berani mencuit lagi. Abu Jahal menyuruh mereka diam. Lalu, mereka menoleh, mereka meninggalkan Kaabah setelah hamzah melepaskan anak panahnya dari leher Abu Jahal. Darah masih menitis dari luka-luka di leher Abu Jahal. Darah itu adalah darah aniayanya terhadap nilai-nilai kemanusiaan, yang menggugat hati nurani Hamzah sehingga ia mampu menginsafi kedunguan dan ke*****annya selama ini, yang telah mengikuti agama yang keliru lagi sesat
Amarah..gelaranmu adalah Biang Kemarahan..maka engkau pasti amat murka bila menyaksikan bagaimana si terkutuk Abu Jahal,Biang Ke*****an itu menyeksa anak saudaramu Muahammad dengan sewenang-wenangnya.?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar